Sabtu, 23 Mei 2009

Upaya untuk Mengatasi Gas CO2 di Udara

Efek rumah kaca (Green-house effect) dikenal sebagai problem lingkungan global. “The Green-House Effect” adalah pemanasan global yang disebabkan oleh aktifitas manusia meliputi kegiatan-kegiatan industri yang menghasilkan / menggunakan Carbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), dan Chlor Flour Carbons – freons (CFC), dan kerabatnya. Emisi atau buangan gas-gas tersebut mengakibatkan kenaikan temperatur rata-rata bumi, perubahan kondisi iklim, memperpanjang musim kemarau, dan menaikkan level air laut. Sehingga harus diupayakan untuk mengurangi sekecil mungkin emisi gas-gas tersebut dengan berbagai cara, demi kelangsungan dan kelestarian hidup makhluk di bumi ini.

Pengaruh Gas CO2 di Udara Bebas (Atmosfer)

Atmosfer adalah lapisan udara yang meliputi bumi yang terdiri dari kurang lebih 20 macam gas. Kira-kira terdiri dari 80 % gas nitrogen dan 20 % oksigen, serta sejumlah kecil gas-gas lain misalnya karbondioksida yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh. Atmosfer juga mengandung air dalam bentuk uap (kabut) dan juga terdapat butir-butir debu. Manusia tidak dapat hidup di bumi tanpa atmosfer, karena manusia untuk hidup perlu oksigen. Atmosfer juga melindungi manusia dari sinar-sinar berbahaya yang dipancarkan oleh matahari, antara lain sinar infra merah. Atmosfer juga melindungi kita terhadap suhu yang terlalu panas dan terlalu dingin. Atmosfer terdiri dari lima lapisan, yakni lapisan troposfer (± 15 km di atas permukaan bumi, perubahan cuaca terjadi di sini), lapisan di atasnya adalah stratosfer (± 15 – 50 km, di mana ozon berada), kemudian lapisan mesosfer (50 – 80 km, lintasan roket berpenerbang), lalu termosfer (80 –240 km, di sini meteor melintas), dan lapisan eksosfer ( > 240 km, di mana astronot mengitari bumi).

Efek rumah kaca (The Green-House Effect) sekarang sudah menjadi issue yang mendunia atau diistilahkan sebagai problem lingkungan global. “The Green-House Effect” disebabkan oleh aktifitas manusia meliputi kegiatan-kegiatan industri yang menghasilkan ataupun menggunakan Carbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), dan Chlor Flour Carbons – freons (CFC), dan kerabatnya dalam proses produksi dan kegiatan sehari-hari. Misalnya dalam kegiatan pembakaran dari fuel gas, bio-fuel, refrigerasi, dan sebagainya.

Untuk mempertahankan atmosfer bersih dan langit biru, berikut ini beberapa cara untuk mengurangi emisi gas CO2 yaitu :

a. Melakukan konservasi dan effisiensi energi pada semua unit pabrik, meliputi proses maupun peralatan pabrik.

Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi kinerja peralatan secara periodik serta mengoperasikan dan menjaga peralatan pabrik dalam kondisi efisien, dengan emisi sekecil mungkin.

b. Merealisasikan Pabrik yang masih belum / berhenti beroperasi, yang menggunakan / memanfaatkan gas CO2 sebagai bahan baku atau bahan pembantu.

c. Memanfaatkan gas CO2 yang tersisa misalnya untuk refrigerasi , dry ice, dsb-nya.

d. Mereduksi gas CO2 menjadi produk yang lebih bermanfaat, contohnya methanol.

Misalnya dengan metoda fotokatalitik, karena metoda ini tidak memerlukan reduktan H2, energi panas yang tinggi maupun tekanan tinggi. Reduksi fotokatalitik ini memakai TiO2 sebagai katalis semikonduktor, dan sinar ultra violet (UV) sebagai sumber energi fotonnya, dengan hasil akhir methanol dan carbon.

Selain itu disarankan untuk :

  1. Memasukkan gas CO2 sebagai polutan yang selalu dipantau (dimonitor) dan dilaporkan setiap perioda tertentu.
  2. Menanam tumbuhan hijau sebanyak mungkin sebagai pengkonsumsi gas CO2 di siang hari, sehingga jumlah gas CO2 dapat berkurang dari udara secara alamiah.

1 komentar: