Rabu, 27 Mei 2009

Perbedaan Antara Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida serta Tanaman Yang Dapat Mengurangi Gas CO2 di Udara

Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon dioksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon.

Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer.

CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia, meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari asap rokok

Di kota-kota besar, sumber utama penghasil CO adalah kendaraan bermotor seperti mobil, truk, bus dan sepeda motor karena pembakaran BBM yang tidak sempurna b. CO dapat terbentuk secara alamiah maupun sebagai hasil sampingan kegiatan manusia. Dampak dari CO bervasiasi tergantung dari status kesehatan seseorang, antara lain dapat memperparah kelompok penderita gangguan jantung dan paru-paru, kelahiran premature dan berat badan bayi di bawah normal. Prosesnya Pada Tubuh yaitu CO menghalangi darah dalam menggangkut oksigen sehingga darah kekurangan oksigen dan jantung bekerja lebih berat Bila seseorang menghirup CO pada kadar tinggi dan waktu tertentu dapat menimbulkan pingsan, bahkan kematian.

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca Cola). Konsentrasi yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan

Dampak karbon dioksida terhadap makhluk hidup baik didarat maupun di laut:
1.pada manusia, karbon dioksida dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, seperti:

1.asma
2.bronkitis
3.radang paru-paru,dll

2.pada hewan, karbon dioksida dapat menyebabkan plankton yang hidup di dalam laut akan mati dan juga dapat merusak terumbu karang, hal tersebut disebabkan karena pada saat air laut mengombak air akan menyerap oksigen yang ada di udara jika kadar oksigaen yang ada di udara lebih sedikit daripada karbon dioksida maka otomatis yang akan diserap oleh air adalah karbon dioksida, karbon dioksida ini dapat menyebabkan kadar keasaman laut meningkat hal itu menyebabkan plnkton yang ada di dlam laut mati dan juga dapat merusak terumbu karang padahal plankton sendiri merupakan produsen di dalam air laut jika plankton mati maka keseimbangan ekosistem yang ada di dalam laut akan rusak dan daur rantai makanan akan terhenti dn hasilnya akan membunuh semua makhluk hidup yang ada di dalam laut.


3.pada lingkungan, karbon dioksida dpat menyebabkan pemanasan global dan juga dpat merusak lapisan ozon dan karbon dioksida juga dapat menyebabkan kedua kutub lebih cepat meleleh sehingga hal tersebut dapat menyebabkan pwemukaan air laut semakin naik dan lama-kelamaan dapat menyapu daratan pada waktu terjadi pasang air laut.

Tanaman penghijau rumah dapat dibagi berdasarkan kemampuan pohon sebagai penyerap CO2 dan polutan udara serta kemampuan meredam kebisingan dan juga tanaman produktif, yaitu:

-Beringin (FicusBenyamina)
-Puring (codiaeuminteruptum)
-Sri rejeki(aglaonemacostatum)
-Aglaonema

-Palem kuning(pandanusutiis)
-Pisang-pisangan(Heliconia)
-Lidah mertua(sansevieratrifaciata-laurentii)
Lidah mertua sejak dahulu kala terkenal sebagai tanaman yang dapat menyerap CO2.

Senin, 25 Mei 2009

Membuat Air Minum Dari Air Asin Atau Payau

Menurut pengetahuan yang saya ketahui, ada dua metoda yang dapat diterapkan untuk mengolah air payau menjadi air minum: proses destilasi, dan proses osmosa balik.

Air bersih yang dihasilkan dari proses distilasi didapatkan dengan jalan melakukan penguapan terhadap air sumber / air baku. Cara ini efektif untuk menghilangkan garam yang menyebabkan rasa asin pada air. Ada dua cara sederhana dalam membuat alat distilasi air ini, yakni menggunakan panas buatan yang dihasilkan oleh kompor atau menggunakan osmosa balik.

Stove-top still merupakan model sederhana untuk alat distilasi dengan menggunakan kompor. Pertama-tama kompor memanaskan air yang ada sebuah belanga. Pemanasan tersebut akan menghasilkan uap panas yang akan dipakai untuk memanaskan belanga kedua yang berisi air sumber yang nantinya akan berisi air bersih. Pemanasan pada belanga kedua juga akan memicu munculnya uap air dari air sumber. Butiran-butiran uap air ini akan tertahan poleh membran plastik dan akhirnya akan jatuh pada wadah air bersih yang terletak ditengah-tengah belanga kedua.


Metoda kedua, proses osmosa balik yang merupakan kebalikan dari proses osmosa. Kalau air laut dan air tawar dipisahkan oleh membran yang semi permeable, maka air tawar akan menembus membran itu masuk ke air laut, sebaliknya air laut akan kesulitan untuk memasuki air tawar. Tapi kalau air laut tersebut diberi tekanan maka air tawar dari air laut akan mengalir ke air tawar. Pemberian tekanan yang memungkinkan mengalirnya air tawar dari air laut ini yang disebut osmosa balik. Tekanan yang diberikan pada proses ini sekitar 25 atmosfir dan sebagai membran digunakan lapisan film atau fiber dengan lubang halus.

Jadi dari sisi teknologi, tidaklah sulit untuk memproses air asin/payau menjadi air tawar, tapi yang jelas metoda memproses air asin/payau menjadi air tawar dengan membubuhkan bahan kimia tidak ada.

Sabtu, 23 Mei 2009

Upaya untuk Mengatasi Gas CO2 di Udara

Efek rumah kaca (Green-house effect) dikenal sebagai problem lingkungan global. “The Green-House Effect” adalah pemanasan global yang disebabkan oleh aktifitas manusia meliputi kegiatan-kegiatan industri yang menghasilkan / menggunakan Carbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), dan Chlor Flour Carbons – freons (CFC), dan kerabatnya. Emisi atau buangan gas-gas tersebut mengakibatkan kenaikan temperatur rata-rata bumi, perubahan kondisi iklim, memperpanjang musim kemarau, dan menaikkan level air laut. Sehingga harus diupayakan untuk mengurangi sekecil mungkin emisi gas-gas tersebut dengan berbagai cara, demi kelangsungan dan kelestarian hidup makhluk di bumi ini.

Pengaruh Gas CO2 di Udara Bebas (Atmosfer)

Atmosfer adalah lapisan udara yang meliputi bumi yang terdiri dari kurang lebih 20 macam gas. Kira-kira terdiri dari 80 % gas nitrogen dan 20 % oksigen, serta sejumlah kecil gas-gas lain misalnya karbondioksida yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh. Atmosfer juga mengandung air dalam bentuk uap (kabut) dan juga terdapat butir-butir debu. Manusia tidak dapat hidup di bumi tanpa atmosfer, karena manusia untuk hidup perlu oksigen. Atmosfer juga melindungi manusia dari sinar-sinar berbahaya yang dipancarkan oleh matahari, antara lain sinar infra merah. Atmosfer juga melindungi kita terhadap suhu yang terlalu panas dan terlalu dingin. Atmosfer terdiri dari lima lapisan, yakni lapisan troposfer (± 15 km di atas permukaan bumi, perubahan cuaca terjadi di sini), lapisan di atasnya adalah stratosfer (± 15 – 50 km, di mana ozon berada), kemudian lapisan mesosfer (50 – 80 km, lintasan roket berpenerbang), lalu termosfer (80 –240 km, di sini meteor melintas), dan lapisan eksosfer ( > 240 km, di mana astronot mengitari bumi).

Efek rumah kaca (The Green-House Effect) sekarang sudah menjadi issue yang mendunia atau diistilahkan sebagai problem lingkungan global. “The Green-House Effect” disebabkan oleh aktifitas manusia meliputi kegiatan-kegiatan industri yang menghasilkan ataupun menggunakan Carbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), dan Chlor Flour Carbons – freons (CFC), dan kerabatnya dalam proses produksi dan kegiatan sehari-hari. Misalnya dalam kegiatan pembakaran dari fuel gas, bio-fuel, refrigerasi, dan sebagainya.

Untuk mempertahankan atmosfer bersih dan langit biru, berikut ini beberapa cara untuk mengurangi emisi gas CO2 yaitu :

a. Melakukan konservasi dan effisiensi energi pada semua unit pabrik, meliputi proses maupun peralatan pabrik.

Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi kinerja peralatan secara periodik serta mengoperasikan dan menjaga peralatan pabrik dalam kondisi efisien, dengan emisi sekecil mungkin.

b. Merealisasikan Pabrik yang masih belum / berhenti beroperasi, yang menggunakan / memanfaatkan gas CO2 sebagai bahan baku atau bahan pembantu.

c. Memanfaatkan gas CO2 yang tersisa misalnya untuk refrigerasi , dry ice, dsb-nya.

d. Mereduksi gas CO2 menjadi produk yang lebih bermanfaat, contohnya methanol.

Misalnya dengan metoda fotokatalitik, karena metoda ini tidak memerlukan reduktan H2, energi panas yang tinggi maupun tekanan tinggi. Reduksi fotokatalitik ini memakai TiO2 sebagai katalis semikonduktor, dan sinar ultra violet (UV) sebagai sumber energi fotonnya, dengan hasil akhir methanol dan carbon.

Selain itu disarankan untuk :

  1. Memasukkan gas CO2 sebagai polutan yang selalu dipantau (dimonitor) dan dilaporkan setiap perioda tertentu.
  2. Menanam tumbuhan hijau sebanyak mungkin sebagai pengkonsumsi gas CO2 di siang hari, sehingga jumlah gas CO2 dapat berkurang dari udara secara alamiah.